ANALISA USAHA TANI PADI SAWAH

ANALISA EKONOMI USAHA TANI PADI SAWAH
 Penulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )

Bila kita ingin memulai bertanam padi maka alangkah baiknya bila seseorang itu dapat melihat analisa usaha taninya. Bahkan akan lebih baik lagi bila orang tersebut yang membuat sendiri analisa usaha taninya.

Adapun rincian ANALISA USAHA TANI PADI SAWAH adalah sbb :

Modal
1. Kebutuhan benih 20 kg @ 6.000 = 120.000
2. pupuk kandang 1000 kg @ 1.000 = 1.000.000
3. sekam padi 20 karung @ 2.000 = 40.000
4. pupuk NPK kujang 5 karung @ 120.000 = 600.000
5. pupuk NPK Ponska 3 karung @ 120.000 = 360.000
6. pestisida / insektisida = 150.000
———– +
2.270.000

Biaya Operasional
1. Pengolahan lahan 30 HOKp @ 35.000 atau borongan = 1.050.000
2. Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ 25.000 = 500.000
3. Penyiangan + pemupukan ke-1 6 HOK @ 35.000 = 210.000
4. Penyiangan + pemupukan ke-2 6 HOK @ 35.000 = 210.000
5. Penyemprotan 4 HOK @ 35.000 = 140.000
6. Panen dan pasca panen 12 HOK @ 35.000 = 420.000
7. Biaya pengeringan 8 HOK @ 35.000 = 280.000
———– +
2.810.000

Pengeluaran = Modal + biaya operasional
= 2.270.000 + 2.810.000
= 5.080.000

Pendapatan
Hasil Panen misalkan 7 ton GKP per hektar. Setelah dikeringkan susut 18 %, maka hasilnya 5,74 ton GKG per hektar.
Harga 1 kg GKG adalah 3.500
Maka hasil yang diperoleh adalah 5.740 kg x 3.500 = 20.090.000

Keuntungan
= HPendapatan – Biaya Pengeluaran
= 20.090.000 – 5.080.000
= 15.010.000

Bila dalam 1 musim tanam adalah 4 bulan, berarti dalam 1 bulan keuntungannya
= 15.010.000 : 4
= 3.752.5000

About NURMAN IHSAN

Bila cinta kepada seseorang saja, di hati penuh kerinduan. Apalagi bila kita dapatkan cinta ALLOH SWT. Ini prestasi seorang hamba. Prestasi hidup. Dan prestasi terbesar. Oleh sebab itu, rebutlah cinta itu,,,
This entry was posted in ABOUT TANAMAN PADI. Bookmark the permalink.

30 Responses to ANALISA USAHA TANI PADI SAWAH

  1. omyosa says:

    MARI..
    “KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA”. .

    “BERTANI DENGAN SISTEM GABUNGAN SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS (EM16+), PUPUK ORGANIK AJAIB (SO/AVRON/NASA), AGEN HAYATI PENGENDALI HAMA TANAH/TANAMAN (GLIO dan BVR), DENGAN POLA TANAM JAJAR GOROWO”

    Prakiraan biaya pupuk untuk bertani sistem gabungan
    SRI, PO, EM16+, dan pola tanam jajar gorowo pada luas lahan 1 hektar, adalah:
    – Kompos 2 ton = 2000kg X Rp. 700,- (untuk menghemat biaya, kompos bisa dibuat sendiri) = Rp. 1.400.000,-
    – Kapur Dolomit 500 kg X Rp. 1000,- = Rp. 500.000,-
    – Agen hayati pengendali hama tanah GLIO NASA 30pact@100gram X Rp. 25.000,- = Rp. 750.000,-
    – Pupuk Ajaib SO 13 liter X Rp. 125.000,- = Rp. 1.625.000,-
    – Pupuk Organik Padat Power NASA 2 kg X Rp. 200.000,- = Rp. 400.000,-
    – Agen hayati pengendali hama tanaman BVR NASA 40pact@100gram X Rp. 25.000,- = Rp. 1.000.000,-
    Total = Rp. 5.675.000,-

    Prakiraan hasil yang akan diperoleh bertani sistem gabungan SRI, PO, EM16+, dan pola tanam jajar gorowo pada luas lahan 1 hektar, adalah:

    – Lahan 1 hektar dapat ditanam 112.800 rumpun X 100 gram GKP/rumpun = 11.280 kg GKP X 60% = 6.768 kg BERAS X Rp 5.000,- (harga beras organik sejenis IR-64 di pasar swalayan Rp. 10.900,-/kg) = Rp. 33.840.000,-

    Total laba bruto 1 periode tanam 3 bulan (belum dikurangi biaya kerja dan sewa lahan) = Rp. 28.165.000,-

    Biaya kerja, sewalahan dan lain-lain terdiri dari :
    – Sewa lahan 1 hektar 1 tahun X Rp.6.000.000,-/3 (3 periode tanam masih bisa nego) = Rp. 2.000.000,-
    – Biaya kerja borongan dengan traktor 1 hektar (masih bisa nego) = Rp. 1.250.000,-
    – Upah kerja/jaga 3 orang X 3 bulan X Rp. 900.000,- (jumlah pekerja tetap bisa dikurangi) = Rp. 8.100.000,-
    – Uang makan 3 orang X 90 hari X Rp. 15.000,- (jumlah pekerja tetap bisa dikurangi) = Rp. 4.050.000,-
    – Biaya panen 1 paket (masihbisa dihemat lagi) = Rp. 1.865.000,-
    = Rp. 18.165.000,-

    Total laba netto 1 periode tanam 3 bulan (sudah dikurangi biaya kerja dan sewa lahan) = Rp. 10.000.000,-

    – Investasi/3 bulan = Rp. 5.675.000,- + Rp. 18.165.000,- = Rp. 23.840.000,-
    – Laba netto/3 bulan = Rp. 10.000.000,-
    – % laba netto/bulan = (10.000.000 : 23.840.000) X 100% : 3 bulan = (41,95% : 3) = 13,98% *)

    Catatan : *) Prosentase laba netto masih bisa ditingkatkan bila dilakukan beberapa penghematan.

    Selamat mencoba dan terimakasih,
    omyosa@gmail.com; 02137878827

  2. bambanggembul583 says:

    mantap nih infonya , thanks infonya.

  3. ki_sastro says:

    investasi sawah di desa sekitar 50rb/m. 1 ha kurang lebih 500jt, sebulan dapetnya 3 jtaan.

    • NURMANIHSAN says:

      Kalo investasi sawah jelas besar pak, dari mana uang 500 juta. Bisa2 nga ada yang mau tanam padi kalo punya pemikiran demikian,,,
      kalau kita tak punya sawah, ya harus sewa pak.
      saya rasa dengan dapat 3-4 juta/bulan dari usaha pertanian cukuplah. Dan itu bisa dikembangkan lagi.
      aplagi bila pakai pola SRI organik. hasilnya makin panen besar.

      Kalau bpk kembangkan pertanian, berapa insan yang tertolong dari usaha tsb. Dari tenaga pengolahan lahan, benih, tukang tandur, tukang panen, dll. Artinya ini ini menggerakkan roda ekonomi. Bila ada ribuan lebih yang demikian, berapa besar gerakkan ekonomi tsb.

      Belum lagi, (tuk bekal kita di akhirat) bila bpk tanam 1 Ha, ada puluhan ribu tanaman yg mengeluarkan oksigen tiap saat. Apakah ini tak berpahala? bahkan sangat besar pahalanya. sebab oksigen dibutuhkan mahkluk hidup lain.
      Belum lagi, kalau padi kita dimakan serangga/burung, memang itu kerugian, tapi pada satu sisi, itu adalah sedekah kita.

    • Hantu laut says:

      Lokasi bapak dimana?
      500jt /ha masih murah pak,ditempat saya sudah mencapai 750jt-900jt/ha padahal lokasinya jauh dari perkotaan atau daerah yang ramai,dan itupun rebutan dgn pembeli lain (demand lebih besar dari supply)

  4. abdullah says:

    Mantap. Jangan lihat profitnya pak, jelas kalau dibandingin pejabat atau anggota DPR nilainya lebih kecil tapi itu kebahagiaan dan ketentraman dari bertani. inilah yang gk bisa dinilai dengan uang.

  5. ahmad rochmadi says:

    mas kalo ditambah sewa sawah?

  6. mila says:

    klo hsil pnen bgitu besar.. knp petani gk kaya” sih..

  7. prix_Bwso says:

    siapa bilang buk mila? itu karena anda hanya melihat dr sisi pekerjaanx saja…( ah hanya seorang petani.!) coba sekali kali datang ke desa lihat petani yg memiliki sawah, mereka semua makmur,hanya saja dari segi penampilan mereka kurang modis .! bedakan petani dan buruh tani bu..!tapi petani dan buruh tani bisa hidup dari pertanian itu sdh kaya menurut saya! orang yg di katakan kaya seperti apa sih? punya pesawat terbang kah? klau menurut saya, orang disebut kaya itu yang bermanfaat bagi orang lain.! PETANI ITU BERMANFAAT UNTUK ORANG LAIN.!

  8. sayang harga padi saama pemerintah di batasi<jika tidak petani akan berjaya

  9. cantrik says:

    Teringat kata kata almarhum kakek saya.. “Mau jadi apapun kamu, kerja atau usaha di bidang apapun, jangan malu untuk menanam padi agar hidupmu lebih tenang dan akhirnya lebih khusyuk beribadah”. Saya rasakan itu sekarang. Saya seorang kuli pasar. Ketika mata pencaharian saya sedang surut, saya masih bisa tenang karena punya padi.. Ketika berada di sawah, banyak nilai nilai kehidupan yang bisa kita petik. Lebai..hehehe

  10. suli says:

    Petani padi itu…..
    Sama dengan karakter padinya semakin menunduk, beliau beliau ini makin andap asor rendah diri (bersyukur ), tidak pamer sana sini, rumahpun sederhana dari kayu jati berbentuk joglo. kalau panen padinya disimpan, untuk persediaan makan sekeluarga, jika lebih pastinya di jual dan dibelikan perhiasan dan dikumpulkan dan jika tetangga ada mau menjual sawah baru dijual kembali bersama rojokoyo (hewan ternak) peliharaannya. justru petani itu orang yang tidak memperlihatkan kekayaannya.

    • cantrik says:

      Lama gak baca comentnya pak Suli yang lugas dan ‘bernas’. Gombong udah MT2 kah? Kedelai yg dari pak Ihsan bagus pak, saya tanam di pematang. Apakah ada varietas lain yg bagus juga?

  11. eko says:

    menurut saya beli tanah pertanian tdk ada ruginya sama sekali.
    kl skr 50 rb/m2, tiap tahun kan ada kenaikan min 10%pertahun.
    ini pengalaman saya beli sawah 7 th skr nilai jualnya sdh lbh dari dua kali lipat nya.
    nah keuntungan lain kl dari pengelolaan lahan yang baik bisa dapat meski tdk trlalu banyak. so kesimpulanya, beli sawah bisa untuk investasi jangka panjang.

    • ambar says:

      Pak Eko apakah ada minat utk menambah investasi sawah?. saya mau jual sawah lokasi Kerwang, 3976 M2, dekat irigasi dan produktif, harga Rp 53.000/M2. tks.

  12. suli says:

    Pak Ali, ya agak lama nga koment kabel internet ke kantor ada yang ‘suka’ apakah untuk membeli beras buat keluarga apa untuk nyawer ke jaipong, entahlah…..
    Belum pak masih lama, syukurlah kedelainya bagus. urusan varietas kedelai, Pak efendy lagi aku mintain mencari kedelai hitam genjah.

  13. egi says:

    saya dapat tawaran sperti nanam modal gitu 20jt, irigasi sawahnya lancar, yang jadi pertanyaan saya mesti mulai/ membaca petunjuk tentang bisnis seperti ini dari mana dlu pak??
    berhubung saya buta tentang pertanian

    • Kelinci percobaan says:

      Dari analisa diatas mungkin ada benarnya 7ton gkp.
      Namun kenyataan ditempat kami hanya maksimal 4ton gkp.
      Sedangkan dr segi pengeluaran lbh byk karna ada biaya herbisida 6liter permusim tanam(lahan pasangsurut) musim tanam yg bgs cuma 1kali perthn(bulan oktober).untk tanam dibulan maret bisa tidak balik modal(hama penyakit penuh)dan untk tanam bulan agustus bisa gagal total(hama burung tahunan).
      Itulah yang kami rasakan bersama 300 petani yg lain.namun pemerintah tetap memaksakan kehendaknya agar petani harus menanam padi(karna proyek),jika ada petani yang dilahanya ada tanaman sawit,karet,lada,maka akan dipulangkan kedaerah asalnya.
      Begitulah seklumit penderitaan yg kami rasakan,andaikan ada dermawan yg mau berbaik hati mendengar tangis pilu kami,kami sangat berterima kasih
      semoga tuhan melimpahkan rahmatnya kepada anda.terimakasih

    • Sapi perah says:

      Dari analisa diatas mungkin ada benarnya 7ton gkp.
      Namun kenyataan ditempat kami hanya maksimal 4ton gkp.
      Sedangkan dr segi pengeluaran lbh byk karna ada biaya herbisida 6liter permusim tanam(lahan pasangsurut) musim tanam yg bgs cuma 1kali perthn(bulan oktober).untk tanam dibulan maret bisa tidak balik modal(hama penyakit penuh)dan untk tanam bulan agustus bisa gagal total(hama burung tahunan).
      Itulah yang kami rasakan bersama 300 petani yg lain.namun pemerintah tetap memaksakan kehendaknya agar petani harus menanam padi(karna proyek),jika ada petani yang dilahanya ada tanaman sawit,karet,lada,maka akan dipulangkan kedaerah asalnya.
      Begitulah seklumit penderitaan yg kami rasakan,andaikan ada dermawan yg mau berbaik hati mendengar tangis pilu kami,kami sangat berterima kasih
      semoga tuhan melimpahkan rahmatnya kepada anda.terimakasih

      • cahyo says:

        kebijakan pemerintah yg aneh. saya rasa memang tidak semua lahan akan menguntungkan ditanami padi. Namun karena ada hubungannya dgn birokrasi, masalah menjadi rumit. Coba lapor saja ke pemerintah melalui lapor.ukp.go.id/ saya dengar ada yg pernah lapor dan direspon.

    • @Egi.. survei sawahnya dulu,tanya ke tetangga sawah biasanya pola tanamnya bagaimana,pola pemupukannya bagaimana dan panennya biasanya dpt berapa,,Setelah dapat data data baru kita menyusun rencana,, yg jelas misalnya tetangga sawah sebar benih anda juga harus sebar benih, usahakan ngga keetinggalan trlalu jauh dari tetangga sawah,Kemudian pemilihan jenis var yg tepat, dan pola pemupukan,kalau hasil di tempat anda rata rata 9-10 ton/ha ikut aja pola pemupukan tetangga anda,sambil belajar pola pemupukan yg lain,,kalau biasanya hasil di daerah anda 4-7 ton/ha maka anda bisa menerapkan pola pemupukannya mas Avi atau paling tidak aplikasi kompos/pupuk organik padat 2 – 4 ton/ha.moga membantu

  14. suli says:

    Cukup banyak 300 petani ya, lebih dari cukup untuk bergerak bersama.sebuah proyek yang di paksakan atau tidak harus melihat potensi daerah setempat, pemerintah mestinya sudah sesuai laporan dari bawah(kroconya pemerintah) bahwa daerah itu cocok untuk padi, lain ceritanya kalau para kurawa itu hanya menyenangkan sangkuni.
    Bimbingan teknis sekian tahun di perlukan untuk menjinakkan tanah perdikan baru, tidak lantas di tinggalkan begitu saja.
    Cobalah bertahan dengan sisa kekuatan yang ada, baca sekeliling tempat saudara, obat herbisida buang jauh jauh ganti dengan kambing ‘si herbivora’ sejati, biarkan lepas bebas, cukup membuat tempat bernaung di malam hari, pagari tanaman budidaya. kambingnya minta bantuan pemerintah supaya didatangkan dari jawa, buat kesepakatan bersama, bagi hasil,obat obatan,pemasaran dan tentunya keamanan. pengendalian gulma di ladang, sawah cukup efektif dengan kambing, karena karakternya suka memanjat.herbisida hanya akan mempercepat gersangnya lahan, pelan tapi pasti ikut berperan tanah longsor (akar sakit). hal tersebut diatas saya utarakan saya sering bertatap muka dengan peternak kambing umbaran d daerah banten, pandeglang.dalm skala luas merupakan usaha pokok, bukan lagi sampingan.

  15. avi says:

    maaf temen2 spt nya sy ketinggalan kreta lama g muncul

  16. cempe says:

    wah menarik ini kalo baca,sayang bea sewa sawah dan air tidak ditulis,jadi kalo pak presiden baca pasti menganggap petani hidupnya enak melebihi PNS.
    padahal kalo ditempat saya sewa sawah per/ha 20jt.
    belum lagi kalo musim kemarau harus nyalakan pompa disel.
    jadi kalo nulis artikel lagi tolong agak realistis lagi ya pak…
    hehehe

    • suli says:

      Ya, sewa sawah memang segitu….mas cempe dan pak fahmi, didaerah tertentu yang banyak hamanya bisa bangkrut total. namun seperti daerah saya untuk sekarang ini 17.5 jt/ha/tahun untuk sawah bengkok, sawah pribadi 19-20 jt/ha/tahun, justru rebutan….. artinya secara hitungan petani masih untung, sebagai contoh untuk MT1 besok oktober-nov saya sudah harus membayar kemarin juli/agust (panen MT2). kalau tidak …bisa loncat, saya usahakan bantu pak nurman untuk tulis analisa usaha daerah saya, mas avi nanti bisa menambahkan karena sering ubek ubek daerah saya.

  17. fahmi says:

    pak cempe, mngkn pak nurman menulis analisa bagi yg memiliki sawah saja, mmng ada baiknya ditulis jg biaya menyewa lahan. spy bisa lbh lengkap. tulisan jg dibuat thn 2011, jd beda dng tahun 2013.
    coba bapak buat jg atau ksh masukkan bt kita2 semua pak, bgm petani bisa dpt untung kalo biaya sewa saja 20 juta per ttahun pak? blm apa2 biaya sewa hmpr 7 juta/musim. kalo didaerah bpk bisa untung sy salut sm petani daerah bpk.
    dimana pak bpk ?tx

  18. Aneuk Nanggroe says:

    Ternyata Blog pak Nur ini sangat menarik ya, Sangat bermanfaat . apalagi seperti saya petani muda yg blum terlalu berpengalaman . saya baru 2 tahun bertani Padi .
    Oya tdi saya baca di coment tentang harga sawah, ternyata sangat mahal ya? Kalau di daerah saya 500 jt itu bisa dapat 10 ht .
    Saya tahun ini menanam padi seluas 1 ht dan itu lahannya gratis gak prlu sewa, ya termasuk Traktornya juga grasti, cuma isi minyak ja, rencananya tahun dpan mau 2 ht . Dan hampir semuanya saya kerjakan sendiri . Kecuali tanam sebagian d .
    Skrg daerah kami lagi musim tanam . Mudah2an hasilnya memuaskan . Aamiin .

Leave a comment