NOSC NAGRAK

PANEN TINGGI TANPA PUPUK KIMIA

Tanaman Butuh Pemupukan

Bila pertanyaan, apakah mungkin tanaman padi bisa menghasilkan panen yang baik tanpa pemupukan??

Jawaban saya : tentu tidak

Tapi, bila jawaban tsb kita geser sedikit saja, apakah mungkin  tanaman padi bisa menghasilkan panen yang baik tanpa pupuk kimia ??

Jawaban saya : tentu bisa, bahkan sangat-sangat bisa !!

Tentu saja, ada sanggahan dari pihak lain.

“ Ahh, mana mungkin bisa. Mana ada tanaman padi, hasilnya baik tanpa pupuk kimia sama sekali,,,”.

Sekali lagi: sangat-sangat mungkin,,,

Ini telah dibuktikan oleh petani-petani SRI Organik, bukan hanya satu-dua musim. Tapi sudah di atas 7 tahunan. Bahkan mungkin bisa lebih lagi. Dan, hasilnya fantastis : di atas 7-8 ton/ha. Ini adalah hasil minimal.

Realitas Di Lapangan

Anda kenal dengan padi bunda? Berapa rata-rata dosis pemupukannnya ?  berapa jumlah anakkannya? Berapa hasilnya? Berapa jumlah gabah hampa? Dll

Padi bunda, berdasarkan deskripsinya, jumlah anakkannya sekitar 10-15. Maka disarankan ditanam dengan jumlah banyak bibit /tancep. Oleh sebab itu, kebutuhan benih padi bunda besar.

Kemudian, padi bunda biasanya dalam 1 malai, jumlah gabah hampa cukup banyak. Itupun sudah dipupuk dengan pupuk kimia yang banyak.

Bagaimana kalau padi bunda ditanam dengan SRI Organik?

Ketika saya di NOSC, saya lihat ada 4 kotak sawah yang ditanam padi bunda dengan SRI Organik. Kotak tsb sebagai demplot. Ada 1 kotak yang seluar 80 m2. Dan 3 kotak lagi masing-masing 16 m2.

Apa hasilnya?

Bibit yang ditanam dengan SATU BIBIT SAJA dapat menghasilkan /mencapai 35an anakkan.  Atau kalau dirata-ratakan sekitar 20-an anakkan. Padahal, bibit tsb baru berumur sekitar 35 hst ( ditanam umur 7  hst). Artinya, jumlah anakkan masih mungkin bertambah lagi.

Ingat itu dari SATU BIBIT saja. Bisa menghasilkan anakkan yang banyak. Kalau padi bunda dengan pupuk kimia  biasanya ditanam 2-5 bibit/tancep. Itupun jumlah anakkan 10-15. Jadi tiap bibit, cuma menghasilkan 3-5 anakkan saja.

Karena belum panen, saya belum  bisa melihat jumlah bulir hampanya. Semoga, saya bisa melihat jumlah malainya. Dan menghitung jumlah bulir hampanya.

Mau bukti lain?

Tahun 2012, BATAN bekerjasama dengan NOSC untuk tanam padi pandan putri di Hambalang. Mereka ingin mengetahui, bila hasil rekayasa padinya ditanam dengan SRI organic.

Padi pandan putri kalau dilihat dari karakter/deskripsinya menghasilkan jumlah anakkan sekitar 10-15. Itupun kalau ditanam 2-5 bibit/tancep. Sekali lagi, itupun pakai pupuk kimia.

Bagaimana kalau ditanam dengan SRI Organik?

Menurut teman saya yang tanam panda putri dengan SRI Organik, jumlah anakkannya dapat mencapai 82/rumpun. Bahkan yang ditanam dipolybag bisa mencapai 98 anakkan. Ingat, asalnya Cuma SATU BIBIT SAJA. Sekali lagi, dapat menghasilkan 82-98 anakkan. Tapi kalau jumlah rata-ratanya sekitar 20-30 anakkan.

Para peneliti BATAN yang bergelar Doktor, yang melakukan pemulian padi pandan putri tentu saja heran. Bagaimana bisa???

Ketika mereka bertanya kepada petani SRI Organik,” kalian pakai pupuk apa?”

“kami tak pakai pupuk kimia pak?”

“kalian pakai pupuk apa, beli dimana?”

“kami pakai pupuk buatan sendiri, pak?”

“ahh, masa sih?”

“betul pak, kami cuma pakai pupuk kompos dan MOL(POC). Itupun buatan sendiri”

Nah loh, meraka saja, para pakar pemulia dengan gelar doctor bingung; kok bisa ya?

Tapi, jngan bingung. SRI Organik memang oke.

Betul, mereka cuma pakai pupuk kompos dan MOL. Mereka adalah formulator sejati. Sebab pupuk yang mereka gunakan buatan  sendiri. Sebab apa? Pupuk kompos dan MOL gampang dibuat sendiri !!!

Mereka budidaya padi tanpa pupuk kimia sedikitpun. Hasilnya: panennya banyak.

Tak itu saja, pertanian mereka lestari. Lingkungan jadi sehat.

Hidup pertanian SRI Organik.

Kalau Anda penasaran, coba saja kontak NOSC,,,

14 Responses to NOSC NAGRAK

  1. ali says:

    yang di nagrak pakai mol apa saja pak Ihsan?

  2. suli says:

    Pak Nurman …..
    Doktor itu secara ilmiah, yang bukunya satu rumah sendiri , petani yang bisa mencapai 90an anakan itu dari pertanian organik bukunya lahan yang isinya lumpur organik sedalam lutut orang dewasa, sedalam kaki kerbau, yang di dalamnya berisi MO, cacing,belut, diatasnya air organik, katak/precil lonceng istirahat, bergelantungan laba laba diantara daun daun hijau padi, menarinya capung mengapung, blekok diantara enceng gondok,irama bersahutan koreo padi siap kopulasi.

  3. ali says:

    tambahan pak suli.. Belutnya banyak..hehe.

    • Elias Moning says:

      Belutnya TAK BOLEH disetrumin sehingga belut dan cacingnya Lestari. Lendir Belut dan Lendir Cacing adalah Supplier C-Organik dan N-Organik yang tinggi. Dengan C-Organik dan N-Organik tinggi padi yang ditanam akan memiliki produktivitas tinggi. Makin banyak Cacing dan Belut ssemakin banyak pula hasilpanen yang bisa dihasilkan.
      Elias Tana Moning

  4. ali says:

    Pak Ihsan, pada sistem SRI dijelaskan bahwa pada periode tertentu sawah dikeringkan sampai tanahnya retak retak.. Berapa hst sawah dikeringkan, dan berapa lama sampai bisa diairi lg?

  5. avi says:

    Itulah kebesaran ilahi,,teman sekampung saya pernah menanam padi varietas IR64 sebanyak 7 pot masing masing pot di isi 1 bulir padi.Saat padi mulai merunduk sy menghitung jumlah anakan produktifnya rata rata 150 an bahkan ada 2 pot yg mencapai 250 anakan produktif.Coba bayangkan kalau lahan padi 1 ha tiap 1 tanaman menghasilkan 150 anakan produktif hasil GKP nya mau berapa ton ya??

    • NURMANIHSAN says:

      Mas avi, padi IR64 di pot bisa sampai 250 anakkan produktif ?
      memang anakkan IR64 banyak, tp kalau sampai 250 produktif blm kepikiran di kepala saya, hee
      Ukuran potnya/diamternya brp?
      luar biasa tuh teman mas avi, kalau sempat coba tanyakan caranya ya?
      sy harus berguru padanya nih. tks

    • mas avi boleh kenalan, sy ashar petani kecil tinggal di pemalang, sy mau konsultasi, boleh minta no hp nya mas? tm

  6. avi says:

    diameter potnya lumayan besar mas nurman,kira kira 50 cm.Nanti coba sy tanyakan gmn tehniknya.

  7. Khairil Anwar says:

    Materi dan info yang disajikan sangat inspiratif bagi kami, terima kasih mas Nurman!

Leave a comment