SEUTAS CINTA

KISAH SEUTAS CINTA
Penulis : Nurman Ihsan, SP ( Penulis Lepas )

Sekitar 2 tahun yang lalu, seorang pemuda bertemu tanpa disengaja dengan seorang wanita. Nama pemuda itu, Najmudin Firdaus. Dalam pandangan pertama, di hatinya timbul rasa kagum. Rasa kagum yang baru pertama kali dia rasakan. Rasa kagum yang begitu hebat. Rasa kagum yang bergetar di hati sanubari.

Dia sempat berkenalan dengan wanita tersebut, begitu mendengar namanya disebut, sekan-akan pelangi menghiasi hatinya. Seakan-akan bintang-bintang singgah di jiwanya. Nama wanita itu, Tsabita Salsabila. Nama yang indah, seindah pancaran wajahnya. Dengan berjalannya waktu, pemuda ini mengetahui bahwa Tsabita Salsbila sudah punya tunangan. Dan sebulan lagi akan menikah.

Di suatu acara pertemuan kerja lapangan, 6 bulan setelah peristiwa tersebut di atas. Si pemuda ini bertemu dengan seorang gadis. Gadis yang sesuai betul dengan idamannya selama ini. Gadis yang begitu pas dengan rasa dan bahasa  jiwanya. Seakan-akan, si pemuda ini menemukan tulang rusuknya kembali.

” ohh, bagaimana mungkin. Aku tlah menemukan tulang rusukku kembali. Yupps, aku harus kenal dengan dirinya” begitu desir bibirnya bersuara lembut.
 

Desir-desir kekaguman kembali melanda dirinya. Tetapi, rasa yang ditimbulkannya kali ini lain. Agak beda. Rasa yang begitu hebat. Rasa yang bergelombang bagaikan tsunami, begitu memuncak. Rasa yang begitu indah masuk secara perlahan ke sela-sela bilik hatinya.

“Kau Begitu Sempurna,,,”, seperti lirik sebuah lagu. 
 

Dia pun berkenalan. Gadis itu bernama Fathia Fithri . Gadis ini berasal dari Sumatra, tepatnya dari daerah Pesisir Selatan. Perkenalan singkat pun terjadi. Di lain hari, sms dan email sempat tercipta. Lagi-lagi, sang gadis sudah dipinang orang lain.

Saat ini, si pemuda sedang duduk di teras masjid. Pikirannya melayang ke masa-masa sekolah. Di SMU dulu, si pemuda ini pernah menjadi rebutan beberapa teman kelas wanitanya. Tetapi sayang, di hatinya tak ada rasa tertarik pada teman wanita sekelasnya. Rasa yang spesial di hati.

Pada saat yang bersamaan, justru rasa spesial itu tertambat pada adik kelasnya. Nama adik kelasnya “titik-titik”. Dia pernah berkirim surat, tapi tak mendapat respon.

Tak berapa lama kemudian, si pemuda ini menerima sepucuk surat. Surat tsb dari adik kelasnya. Inti suratnya, si wanita tersebut menyukai pemuda ini. Cuma pada saat itu, si wanita tersebut ingin konsentrasi belajar. Dan pada saat yang bersamaan, orang tua si wanita melarangnya.

Walaupun demikian, si pemuda ini cukup senang. Rasa senang mengetahui bahwa orang yang dicintainya, menyukai pula dirinya. Surat itupun diletakkan di dadanya,,,

Pikirannya tersadar, saat ada seorang pria lain yang duduk 1 meter di sampingnya. Dia membawa buku. Pria tersebut duduk dan membaca buku itu. Sempat terlihat sekilas judul buku itu, Sepeda dari Kambing baca disini. Si pemuda ini penasaran, akhirnya ditegur pria tersebut.

” maaf, bang. judul bukunya lucu juga”
” buku apa?” pria tersebut sengaja bertanya
” buku yang abang baca “
” ohh, buku ini. Emang judulnya menarik. Tapi yang lebih menarik lagi, isinya dik. Membaca buku ini, bisa menambah wawasan kita”
 

Akhirnya mereka berkenalan. Pria tersebut bernama Ihsan Muhamad. Setelah itu, mereka bertukar pikiran. Sampai suatu ketika, si pemuda ini bertanya kepada pria tersebut.

” bang, ada sebuah misteri yang masih kabur dari pemahaman saya”
” misteri?, maksud adik?”
” begini bang”.

Akhirnya keluarlah dengan lancar kisah hidupnya. Terutama saat-saat berkenalan dangan wanita-wanita yang pernah mampir di hatinya.

Setelah selesai mencurahkan kisah hidupnya. Si Pria tersebut terdiam. Cukup lama juga.

” sorry bang, saya minta saran”
” ohh, maaf. Aku jadi teringat kenangan juga nih”
” abang sudah menikah?”
” emang kelihatannya bagaimana? “
” ya kelihatan, bang!”
” dari mana kelihatannya, dik?”
” ya dari mata saya, abang kan kelihatan, hee”
” bisa aja. Begini, dik. Anda beruntung”
 

Pemuda ini mengerutkan dahi sekaligus heran,

” beruntung? dari kaca mata mana, bang?”
” seseorang yang pernah merasakan rasa spesial di hatinya sungguh beruntung. Mengapa? sebab ada juga orang yang sudah tua, tapi belum juga ketemu rasa spesial itu”
” saya kok bingung, bang?”
” aku pernah ketemu dan berinteraksi dengan banyak orang yang sudah menikah, dari situlah aku dapat gambaran hidup mereka.
“trus, bang,,”
“Sewaktu muda, mereka hanya sebatas suka dengan wanita lain. Suka yang biasa saja. Suka yang tak menimbulkan gelombang besar dalam jiwanya.”
” betul, bang. Sewaktu saya bertemu dan berkenalan dengan seseorang gadis, di hati ini terasa ada gelombang tsunami yang menggerakkan jiwa. Jiwa ini tak merasa lelah tuk mengingatnya”
 

Si Pemuda yang dipanggil abang ini, terlihat geleng kepala. Dan berujur:

” luar biasa, anda sungguh beruntung, dik”
” apakah abang pernah merasakannya?. Nga perlu dijawab, Bang. Saya sudah tau”
” dari mana?”
” Karena abang bisa menjelaskan!”
” hee. Saran apa yang kau minta?”
” terus terang, saya masih mengharapkan satu dari ke-3 wanita itu, walaupun mereka sudah menjadi istri orang lain”
” kok begitu?”
” ya, saya tunggu jandanya, bang”
” luar biasa, sebegitu besarkah cintamu pada mereka?
” ini bukan cinta, bang. Ini adalah rasa. Rasa spesial yang telah terukir di hati” si pemuda mengucapkan kata-kata itu sambil berkaca-kaca. Ada butiran air mata yang menggenang di bola matanya.
 

Si pria melihat ke arah pepohonan. Dihela nafasnya dengan tarikan nafas yang panjang. Tiga kali, si pria tersebut melakukan hal tersebut.

” Dik, bila ke-3 wanita itu menjadi istrimu sekaligus, apa yang akan kamu lakukan?”
” apa mungkin, bang?”
” jangan berkata tak mungkin. Apa yang akan kamu lakukan?”
” saya akan melakukan apa saja, bang. Apa saja, walau saya tukar dengan nyawa ini, bang”
” Mau aku kasih tahu jalannya?”
” Emang abang tahu jalannya?”
” sudah, beberapa tahun yang lalu aku mendapatkan jalan itu”
” dari siapa, bang ?”
” tak aku sebutlah nama orang itu, tak eloklah. Tapi jawababnya ada di kamu, mau nga?”
” apapun akan saya tempuh, bang?”
oke, ini dia, kejarlah pintu surga!”
” kalau bisa jangan di surga dulu, bang. Di dunia inilah”
” itulah masalanya, pertama, apakah mereka ber-3 mencintaimu?.”
” kayanya iya, bang”
” kok pake kayanya sih”
 

Selanjutnya, Ihsan, nama abang ini, terdiam lagi. Dia perlu mengatur kata-kata yang pas buat lawan bicaranya.

“Okelah kalau iya. kalau di dunia ini, kamu perlu waktu puluhan tahun untuk menikahi ke-3 wanita itu. Bisa jadi, ke-3 wanita yang kamu cintai baru kamu nikahi, bila ke-3 suaminya sudah meninggal. Apa kamu mau menunggu hal yang tak pasti?”
” tapi bang?”
” teman, perbanyaklah amalmu, carilah ilmu agamamu. Jadikan Islam sebagai jalanmu. Jadilah hamba TuhanMu. Kejar pintu SurgaNya. Sebab disanalah segala angan-anganmu, segala hasratmu, segala cintamu, dan segala cita-citamu terwujud”
” Adakah cara lain, bang?”
” Cara lain ada, tapi tiada yang abadi, tiada yang kekal. Dan ingat, cara lain tak ada yang lebih mudah!!”
” maksudnya, bang?”
” Usia kita paling lama 60 tahunan. Tetapi bila kita arahkan pada Sang Pencipta, apapun keinginan kita akan tercapai. Apapun itu. Ada satu pesan yang kuingat terus sampai saat ini. Pesan dari seseorang yang tak kusebutkan namanya.”
” bisa dishering, bang?”
” kamu mau?”
” silahkan, bang”
” begini, dalam kehidupan ini, kita pasti kan menjumpai banyak wanita. Dari sekian banyak wanita, pasti ada yang cantik di hatimu. Bila dia cantik di hatimu, pastilah dia cantik di matamu. Bila sudah demikian, berdoalah, Ya Rohman Ya Rohim, jadikan dia kelak istriku di surga nanti.”
” Berapa kali doa itu, bang. hee?”
” Sebanyak wanita yang cantik di hatimu”
” Makasih, bang. Kan kukejar Pintu Surga-Mu Ya ALLAH”
 

Dan, kedua anak manusia pun tersenyum. Senyum akan sebuah harapan. Harapan akan sebuah cita-cita,,,

1 Response to SEUTAS CINTA

  1. Arif says:

    Bagi allah sangat mudah menetukan sesuatu bagian atas segala sesuatu, semua sudah tertulis pada kitabNya, agar ketika kita tidak mendapatkan sesuatu yg kita ingini itu tidak menjadikan kita berputus asa, dan ketika kita mendapatkan sesuatu yg di inginkan tdk membuat kita berbangga diri.

Leave a comment