NILAI EKONOMIS JERAMI PADI

JERAMI PADI MENGURANGI PUPUK BUATAN
Penulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )

Pada musim tanam kali ini, saya dibuat takjub oleh seorang petani sederhana. Petani yang bagitu konsisten dalam mengelola sawahnya. Tiap hari pasti dia ke sawah, mengamati perkembangan tanaman padi dari waktu ke waktu. Bentuk cintanya pada tanaman padinya membuat hasil panen padi Inpari 10 nya begitu memikat hati. Saya hitung anakkan hasil panennya dalam satu petak melalui random sebanyak 12 tanaman, rata-rata 20-22 anakkan. Bahkan di satu petak yang lain, saya hitung di bagian pinggirnya, rata-rata anakkan dengan 7 sampel  di atas 30. Padahal sawahnya, sawah tadah hujan !!!

Mengapa saya takjub? dia tak melakukan penyemprotan pestisida/insektisida sama sekali. Dia hanya membutuhka ratusan bahkan lebih  katak dan anak katak, capung, laba-laba dan predator lainya untuk menyeimbangkan habitat sawahnya. Kemudian, dia juga tak terlalu banyak menggunakan pupuk buatan.

APa yang diperbuatnya? memberikan kotoran sapi dan mengembalikan jerami padinya ke sawah. Untuk jerami padi, petani ini memasukan ke sawah dalam jumlah banyak. Ternyata, di sinilah letak jawaban : JERAMI PADI.

Jerami Padi - Mengandung Hara TinggiDalam satu penelitian yang dilakukan oleh Sugiyatna dan teman2, dinyatakan bahwa bila padi sawah menghasilkan jerami dengan bobot kering 5-7 ton maka di dalamnya terdapat kandungan hara N sekitar 49 kilogram. Untuk hara P2O5 sekitar 16 kg. Dan untuk K2O sekitar 145 kg. ( Sumber Sinar Tani )

Coba kita hitung kandungan hara tsb dalam bentuk pupuk yang ada di pasaran. Setelah saya hitung ternyata :

Hara N sebesar 49 kg setara dengan 106,5 kg UREA atau 233,3 pupuk ZA

Hara P2O5 sebesar 16 kg setara dengan 44,44 kg SP-36/TS-36 atau 88,88 SP-18

Hara K2O sebesar 145 kg setara dengan 241,6 kg KCL(60)

Dari angka itu, ada yang Luar Biasa. Kandungan K2O nya atau hara yang ada pada pupuk KCL. Ternyata, disinilah rahsianya mengapa sawah petani yang saya sebutkan di atas begitu memikat hati walau dipupuk sekedarnya. Di samping pupuk kandang kotoran sapi.

Mengapa jerami begitu dahsyat bila dimasukan kembali ke sawah :

Pertama, tanah sawah jadi sehat. Bila jerami dimasukan drainase sawah jadi bagus. Perputaran oksigen lancar.

Kedua, jerami  menjadi media biak bagi mikroorganisme dan jesad renik. Setelah hal itu terjadi, berkembanglah cacing-cacing kecil. Selanjutnya berkembanglah anak katak, capung dll.

Ketiga, terjadinya proses kimia di dalam sawah, melalui proses yang rumit terjadi penguraian hara di dalamnya sehingga keberadaan hara mudah diserap oleh akar tanaman.

Keempat, di dalam jerami padi seperti yang saya jelaskan sudah terdapat hara N, P, K dll sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik/kimia. Dengan demikian dapat menghemat pengeluaran petani.

Kelima, dll

Kalau melihat fungsi jerami yang begitu dahsyat dan menguntungkan, mengapa para petani tak mau atau tak sempat melirik potensi yang demikian besar. Apalagi keberadaan jerami ada di depan mata,,,

About NURMAN IHSAN

Bila cinta kepada seseorang saja, di hati penuh kerinduan. Apalagi bila kita dapatkan cinta ALLOH SWT. Ini prestasi seorang hamba. Prestasi hidup. Dan prestasi terbesar. Oleh sebab itu, rebutlah cinta itu,,,
This entry was posted in KOMPOS/JERAMI. Bookmark the permalink.

7 Responses to NILAI EKONOMIS JERAMI PADI

  1. pak barus says:

    Wah… ternyata luar biasa nilai dari sebuah ketelatenan, dan lebih luar biasa lagi… karunia Allah dalam setiap ciptaanNya, bahkan jerami pun memiliki manfaat yang begitu luar biasa
    Mas Nurman, kalau menggunakan perhitungan kira-kira, kira-kira jerami 5-7 ton berat kering itu dihasilkan dari luasan lahan berapa ? agar petani punya gambaran sederhana, kira-kira berapa banyak bobot jerami yang mereka miliki ketika panen (asumsi sistem tanam model ubinan 20×20)
    lantas bagaimana cara terbaik untuk memasukkan jerami ke sawah, apakah langsung dengan traktor (tanah dibalik), ataukah perlu di proses dulu (fermentasi, pengeringan etc.) ?

  2. NURMANIHSAN says:

    Trim Pak Barus atas komentarnya
    Untuk mudahnya seperti ini : Bila petani panen dng hasil 5 ton/ha GKK (gabah Kering Giling) maka berat jeraminya sekitar 1,4 kalinya. Jadi dapat jerami sekitar 7 ton/ha
    Cara terbaik adalah jerami tsb dikomposkan terlebih dahulu. Cara untuk melalukan pengomposan dapat dilihat di youtube disini http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=jO041f4Sev0

  3. Cahyo says:

    Nice info pak..tetapi untuk daerah d kediri,para pencari pakan ternak jd problemnya.. so,bisakah bpk beri gambaran bgmn teknis pemberian jerami ini..trims!

    • NURMANIHSAN says:

      Untuk sawah irigasi lebih mudah,
      Bagitu panen selesai, alirkan air ke dalamnya, kemudian sisa batang tanaman bisa langsung dibenamkan.
      Selanjutnya sisa jerami yg ada ditaburkan keselurh sawah. Biarkan beberapa hari, biasanya bebek2 akan datang mencari sisa gabah dijerami tsb. Bebek2 tsb akan membung urine dan kotoranya.
      Biarkan jerami2 tsb selama 2 pekan, kemudian baru benamkan jerami sewaktu olah tanah. Dengan adanya urine dan kotoran proses pembusukan lebih cepat. Kalo ada tambahkan urine sapi atau kambing.
      Cara terbaik adalah jerami tsb dikomposkan terlebih dahulu, seperti yang ada di
      youtube ini http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=jO041f4Sev0

  4. pak barus says:

    oh… ternyata lebih baik dikomposkan dulu ya Mas…
    apakah boleh sisa tanaman disawah itu disemprot activator/EM4 saja, lalu sawahnya diluku/ditraktor ?
    apakah perlakuan seperti itu ada manfaatnya ?
    terima kasih

  5. suli says:

    Selamat sore…semua
    Ada beberapa cara untuk mengolah’teman’ yang satu ini hanya saja cara olah cowboy aja…
    Yang saja lakukan,sewaktu panen hanya di potong dibawah leher malai jadi tidak dari bawah seperti umumnya,sewaktu traktor turun tidak menyusahkan roda karena masih menyatu dengan akar….ini semakin mudah jika sudah berjalan beberapa tahun semakin lama semakin gembur, sebagian petani ada yang menyemprot gramoxone setelah panen menurut pendapat mereka singgang sisa gulma mati, disinyalir awal singgang tumbuh merupakan perantara hama dan penyakit transit.

    Cara petani karawang yang saya lihat jerami…setelah panen pasti disebar oleh gembala bebek secara tidak langsung terjadi simbiosis mutualisma,petani pemilik disebarkan secara gratis,bebek mendapat sisa padi yang tercecer.

    Cara petani yang kuat duitnya,sewaktu panen langsung di dikumpulkan sambil diolah dengan aktivator umpamanya promi (dengan segala aturan caranya)…namun tentunya kita harus keluarkan biaya juga olah jerami tersebut, cara ini lebih cepat jadi/matang, satu bulan matang…buka silakan isroi.workpress

    Cara petani yang pinter,memelihara sapi betina pakannya jerami,johe dan urinenya ditampung sebagai bank kompos,kompos diolah…musim kemarau diangkut semua kecuali urine.dapat pedet,dapat padi tanpa pupuk kimia….namun ini yang langka….nga ada yang ngikutin

  6. Pulung says:

    Pa Suli……bagaimana jerami padi setelah digebot atau dirontokkan kemudian dicacah dengan mesin pencacah jerami menjadi ukuran 3-5 cm kemudian ditebar kembali ke petak sawah. Selanjutnya sawah dibajak dan diluku serta tetap diberi kompos dan POC (mengandung bakteri pengurai ). Apakah cara tersebut bisa mempercepat proses pengkomposan jerami ? Terima kasih.

Leave a comment