DI MANA KEDELAI KITA ?

KEDELAI OH KEDELAI,,,
Penulis : Nurman Ihsan ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )

Bertanya Ke Tukang Tempe

Tadi padi, saya sempat bertanya kepada teman saya. Teman saya itu, penjual tempe. Tapi  hari ini dia tak jual tempe. Bersama istrinya, mereka berjualan sayur mayur juga.

” kenapa nga jual tempe, mas?”
” harga kedelai mahal. masa tiap hari naik terus”
” berapa harga sekarang, mas?”
” 850 ribu per kwintal”

Woow, harga kedelai sudah menembus 8.500 perkilo. Itu dalam pembelian kwintalan. Bila kita beli harga eceran bisa 9 ribu sampai 10 ribu.

Berita Di Media

Maka tak heran, dengan harga tsb sekitar 23 ribu perajin tahu tempe Jabodetabek mogok masal : nga mau berproduksi selama 3 hari.

Perajin tahu dan tempe Indonesia tidak main-main dalam melakukan aksi mogok produksi mulai 25-27 Juli 2012 mendatang. Pasalnya, puluhan ribu perajin sepakat tidak akan memproduksi dan memasarkan produknya ke pasar selama tiga hari.
 
Paling tidak, menurut Ketua Koperasi Perajin Tempe Tahu Indonesia (KOPTTI) Jakarta Selatan, Sutaryo, sebanyak 23 ribu perajin tahu dan tempe di Jabodetabek akan melakukan aksi stop produksi.
 
“Untuk demo mogok DKI 4 ribu-5 ribu. Tangerang 3 ribu, Bekasi 5 ribu, Bogor 5 ribu, dan Bandung 5 ribu perajin,” jelasanya kepada Tribun, Jakarta, Selasa (24/7/2012). http://id.berita.yahoo.com/23-ribu-perajin-tahu-tempe-kompak-stop-produksi-091911291–finance.html
 
Akibat berlarut-larutnya dan semakin meningginya kenaikan harga kedelai, perajin tak mampu lagi untuk menjalankan produksi. Karena selama dua pekan tersebut, perajin tahu dan tempe sangat merasakan kenaikan harga dari sebelumnya Rp5 ribu menjadi Rp 8 ribu per kilogram (kg). Itu berarti terjadi kenaikan sebesar 35-40 persen dari harga sebelumnya.
 
Lebih lanjut, ia menyebutkan kebutuhan nasional untuk kedelai tercatat sebanyak 2,4 juta ton/tahun.  Dan produksi nasional untuk kedelai sendiri hanya 600.000 ton/ tahun. Terdapat kekurangan, dan selama ini kekurangan tersebut ditutupi dengan impor, yang mencapai 1,8 juta ton/tahun.
 

Masa Bea Masuk Kedelai Jadi 0 % ?

Yang aneh adalah ada usulan dari pengurus mereka: menuntut biaya masuk kedelai 0 %.

Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) meminta kepada pemerintah untuk menghapus bea masuk kedelai sebesar 5 persen untuk sementara waktu. Sebab harga kedelai saat ini mengalami kenaikan yang cukup drastis.
 
Ketua Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Jakarta Selatan Sutaryo mengatakan, untuk sementara pihaknya melakukan aksi penghentian produksi selama 3 hari.
Hal ini merupakan salah satu upaya agar bea masuk kedelai dihapuskan, dan harga tahu tempe disesuaikan dengan harga kedelai adalah
 
“5 persen itu kan angkanya hampir Rp 400, tetapi ini tidak bisa menyetop dari fluktuasi harga yang terjadi di luar negeri,” kata Sutaryo kepada CentroOne.com, Selasa (24/7/2012). http://www.centroone.com/news/2012/07/4s/pengrajin-tempe-tuntut-bea-masuk-kedelai-0/
 

AKAR PERMASALAHAN

Bayangkan saja kebutuhan nasional kedelai 2,4 juta ton/tahun. Demand (permintaan) sebesar itu hanya bisa dipenuhi di dalam negeri sekitar  600 ribu/ tahun. Terdapat kekurangan yang mencapai 1,8 juta ton/tahun.

Apa ini artinya?

Ini adalah peluang !!!!

Peluang bagi penduduk anak negeri. Peluang itu bisa menciptakan ratusan ribu pekerjaan baru bagi anak negeri. Bahkan bisa berdampak efek domino, menggerakan ekonomi dalam negeri dalam skala luas.

Saya membagi akar permasalahan kedelai dalam 3 katagori :

Masalah Utama : Kebijakan Pemerintah

Ini adalah masalah utama. Contohnya adalah kepemilikan lahan. Beberapa tahun yang lalu, sudah ada RUU Lahan Pertanian abadi

Undang-undang mengenai pengamanan lahan tanaman pangan produktif atau UU Lahan Abadi diharapkan segera keluar tahun ini untuk mendukung program peningkatan produksi padi.”Rencananya UU Lahan Abadi itu dikeluarkan DPR RI tahun lalu, tapi belum juga jadi dan diharapkan tahun ini sudah siap,” kata Dirjen Tanaman Deptan, Sutarto Alimoeso, di Medan, Kamis. http://www.antaranews.com/view/?i=1233264220&c=NAS&s=
 
Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA ) Winarno Tohir mengatakan, RUU Lahan Pertanian Abadi yang disampaikan pemerintah kepada DPR dan baru dibahas mulai awal tahun ini. Sayang, perkembangan pembahasannya belum juga menunjukkan perkembangan.”Agar ada kepastian untuk ketersediaan lahan pertanian, sudah seharusnya RUU ini cepat diselesaikan,” ujar Winarno, Sabtu (15/11).Winarno menjelaskan, RUU Lahan Pertanian Abadi dibutuhkan untuk menjadi penyeimbang antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lahan pertanian. Bila tidak, bukan tidak mungkin Indonesia bakal kesulitan suplai pangan.Di dalam RUU tersebut, lanjut dia, disebutkan ada jaminan untuk lahan pertanian. Itu dalam artian, masyarakat diwajibkan menyediakan lahan pertanian baru bila ingin mengalihfungsikan lahan pertanian yang ada untuk fungsi lain seperti diganti untuk perumahan. “Jadi prinsipnya boleh menggunakan lahan pertanian asal menggantikan lahan baru untuk lahan pertanian yang dipakai,” sambungnya. http://nasional.kontan.co.id/news/ruu-lahan-pangan-abadi-harus-segera-disahkan

 

Lihat, RUU Lahan Pertanian Abadi seharusnya dibahas tahun 2008. Sampai 2012 ini tak ada  kejelasannya.

Wajar saja, lahan pertanian tiap tahun makin berkurang di tiap daerah. Apalagi setelah pilkada, lahan pertanian menjadi ajang rebutan tuk membayar biaya pilkada,,,

Selama tak ada kejelasan soal RUU ini maka kita tinggal menunggu kebangkrutan demi kebangkrutan. Bangkrut dalam hal pangan.

Menurut saya: kenapa negara tak membeli lahan pertanian produktif yang akan dijual petani kepada para pengusaha? jadi, boleh dibilang sawah-sawah jadi milik negara. Jadi lahan abadi.

Bea Masuk Kedelai

Selanjutnya, Menaikkan biaya masuk kedelai. Menurut saya, biaya masuk tarif impor kedelai 5 % terlalu rendah. Dengan menaikkan biaya ini, maka harga kedelai bisa mahal. Dan ini peluang bagi petani kedelai. Bukannya malah menjadikan tarif impor menjadi 0 %. Dimana logikanya?

Malah hari ini, pemerintah telah menghapus bea masuk kedelai. Alasannya karena darurat. Alasanyang tidak tepat. Masa darurat terjadi berkali-kali. Ingat tahun 2008, kita juga sudah pernah mengalaminya.

Tata Niaga Kedelai

Bila harga sedang naik, petani cendrung latah tanam kedelai. Hasilnya, harga jeblok. Petani rugi. Tak mau lagi tanam kedelai. Ini adalah dilema. Menentukan tata niaga kedelai bisa dijadikan ajuan bagi petani kedelai. Ada harga ekonomis terendah bagi kedelai.

Masalah Kedua : Pola Pikir

Saya sudah menjelasakan dalam tulisan mengenal musim tanam dan pola tanam  dan pola tanam padi sawah dan IP 400.  Dengan cara sederhana, menerapkan pola tanam yang benar maka hasil kedelai bisa tingkatkan. Bahkan bisa swasembada kedelai.

Tapi pola pikir pengambil kebijakan dan sebagian besar para petani  terbalik. Mereka ingin agar sawahnya, ditanam padi selama 1 tahun. Bahkan kalau bisa menjadi IP 400. agar swasembada padi berkelanjutan.

Pola pikir terbalik juga terdapat pada SL PTT padi dan kedelai. Di daerah tertentu dengan SL PTT padi, kadang poktan diberikan benih yang lama seperti Ciherang (2000). Padahal, di daerah tsb sudah ada yang tanam inpari. Ciherang lagi, ciherang lagi,,,

Demikian pula dengan kedelai. Ada daerah tertentu yang mendapatkan SL PTT kedelai. Yang didapat varietas anjasmoro, padahal ada varietas lain seperti grobogan yang jelas-jelas di daerah tsb sudah terbukti unggul.

Apa akibatnya?

Hasil padi yang digadang-gadang malah hasilnya kurang. Jumlah air yang dibutuhkan banyak. Hama dan penyakit padi meningkat. Dan banyak kerugian lagi yang didapatkan.

Saya setuju dengan mas Suli, bila ada contoh dari daerah tertentu seperti Grobogan. Harusnya daerah lain mencontoh.  Dan tugas pemerintah menyebarkan keberhasilan daerah yang sudah bagus dalam hal ini: penanganan kedelai.

Masalah Ketiga : Program Berkelanjutan

Pertama, mulai dari penciptaan kedelai lokal yang sesuai pasar. Memberi insentif bagi para pemulia tanaman kedelai.

Kedua, membuat sekolah khusus yang berkaitan dengan kedelai. Didik tenaga-tenaga muda yang akan menjadi ahl-ahli kedelai. Buat sekolah yang dibiayai oleh pemerintah.

Ketiga, menciptakan penangkar-penangkar benih kedelai. Dari adanya penangkar-penangkar inilah akan tercipta ribuan tenaga kerja. Belum lagi, di kebun pangkar perlu pupuk organik, pupuk kimia dll.

Dari pupuk organik, akan tercipta ribuan tenagakerja baru. Dari mulai proses distirbusi akan ada tenaga kerja baru yang tercipta dst dst.

Keempat, menciptakan daerah unggul kedelai. Untuk jagung, provinsi Gorontalo sudah menjadi pelopornya.

Kelima, memetakan daerah-daerah yang lahannya terlantar. Lahan-lahan ini bisa dijadikan lahan kedelai.

Keenam, dll

 

About NURMAN IHSAN

Bila cinta kepada seseorang saja, di hati penuh kerinduan. Apalagi bila kita dapatkan cinta ALLOH SWT. Ini prestasi seorang hamba. Prestasi hidup. Dan prestasi terbesar. Oleh sebab itu, rebutlah cinta itu,,,
This entry was posted in KEDELAI. Bookmark the permalink.

4 Responses to DI MANA KEDELAI KITA ?

  1. suli says:

    Pak …..peluang ?
    Yang ambil peluang negara brasil semakin membabibuta membuka hutannya untuk kedelai, kita nga bisa karena lahan kedelai berganti perumahan rakyat dan pabrik, padahal anak negeri ini yang pinter pinter dari kedelai.
    Bisa …..kata menteri pertanian, tahun 2014 mau swasembada kedelai ….lahan di mana, benih unggul sudah siap, teknologi budidayanya mau bagaimana, petaninya mau apa tidak….

    Harusnya pemerintah mencontoh kabupaten grobogan kalau mau swasembada.contoh kecil kebumen barat dengan kedelai TOT nya yang sudah baku padi padi palawija. coba terapkan dari kabupaten karawang-cirebon. semua itu lahan irigasi teknis dari waduk waduk besar.

    Soal benih…adalah dilematis…saat petani mau tanam benih unggul, yang buat SLPPT benih yang hasilnya di bawah benih terbaru dan genjah. padahal benih terbaru tersebut sudah di release tahun 2008, artinya minimal sudah dua tahun beredar di masyarakat , tahan hama lagi, penyuluhnya kemana….suaranya. petani mau maunya tanam kedelai yang berumur dalam dan tidak tahan belalang.
    Teknologi….petani daerah saya hanya mewariskan tradisi yaitu TOT, setelah tanam tinggal tidur sampai panen, mana mau hasil tinggi, banyak perlakuan yang harus di berikan sebetulnya kalau mau hasil bagus yaitu POC dan pengendalian hama dan penyakit.
    Sekarang tinggal petaninya, petani karawang pasti geleng kepala, karena hasil dari kedelai masih kalah dengan padi dan air irigasi mengalir terus katanya.padahal di balik pola padi terus menerus dampaknya hama dan penyakit tidak putus. seandainya waduk di tutup dan berganti palawija petani indramayu tidak ada cerita lagi menyedot air gara gara padi mereka kekeringan karena menuruti anjuran pemerintah yang IP300 dan IP400 ?

  2. indra says:

    Mas, Saya ada lahan terlantar di daerah Maja, Rangkas Bitung.
    Kalau saya mau cari benih kedelai grobogan atau benih jagung disekitar tangerang / rangkas, dimana ya ?

  3. suli says:

    Hubungi PPl setempat, atau dinas tanaman pangan, biasa punya link langsung ke sentra kedelai.memakai benih antar lapang saja yang bisa di pertanggungjawabkan kemurniannya.

  4. Pingback: ardiansyahaplikom

Leave a comment