MEMBUAT PGPR ALA PETANI NGANJUK
Oleh : Efendy Manan
Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan berbincang-bincang dengan seorang sahabat petani . Beliau rupanya telah lama menerapkan tata kelola pertanian organik di Nganjuk yang merupakan salah satu sentra penghasil hortikultura utama di Jawa timur.
Nah,selain Pesnab dan kompos beliau juga memanfaatkan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) untuk memacu pertumbuhan dan memproteksi tanamannya dari serangan mikroba patogen tular tanah. Bahan utamanya pun mudah dan melimpah di sekitar kita yaitu akar bambu sebagai sumber inokulum mikroba rizosfer. Namun uniknya,ada yang sedikit berbeda dalam meramu bahan PGPR…Dalam blog ini saya mencoba merangkum resep yang diberikan beliau.
Bahan- bahan :
A.MEDIA INOKULUM:
- 1 genggam akar bambu beserta tanah,masukkan dalam air mineral 400cc .biarkan selama 3 hr.simpan di tempat yang sejuk.
B.MEDIA PEMBIAKAN (SEBAGAI BABONAN)
1. Biji kedelai : 250 gram
2.Udang rebon : 1 sendok teh
3.Gula pasir : 1 sendok makan
4. Garam grosok : 1 sendok makan
5. Air : 1,5 liter
CARA PEMBUATAN :
1.Rebus semua bahan diatas selama 20 menit,dihitung dari pertama kali mendidih.
2.Saring dan masukkan air rebusan kedalam wadah/jerigen yang steril
3.Tunggu sampai dingin kurang lebih 24 jam.
4.Masukkan air yang berisi inokulan PGPR dalam larutan media biak dan tutup rapat.
5.Goyang-goyang media sesekali agar mikroba cepat berbiak.
6.Buka tutup jerigen jika penuh dengan gas.
7.PGPR jadi jika berbau harum khas tapai dan jerigen sudah tidak kembung lagi +- 7hari.
CARA APLIKASI :
1.Bisa dikocor ke pangkal batang dengan dosis 10 cc/liter air.
2.Sebagai aplikasi rendam benih lombok dll.dengan dosis seperti diatas.
3.Interval pengocoran 1-2 minggu sekali.
Selamat Mencoba.
inokulumPGPR dapat dari mana mas efendy?
trims saya akan coba resep yang diberi…
Met pagi mas nurman dan mas efendy.saya tertarik dg pgpr dr akar bambu.apakah akar bambunya harus baru ambil terus langsung direndam air?apa bisa akar bambunya tidak langsung direndam,maksudnya setelah 3-4 hari dari hari pengambilan baru direndam?berarti yang dipakai hanya air rendaman saja,sedangkan akarnya dibuang?maaf klo saya banyak bertanya.mgkn mas nurman atau mas efendy klo perlu mad avi bisa memberi penjelasannya.trims
Met malam pak bahar…akar bambunya harus baru alias fresh..segera masukkan dalam air yg sterile.diamkan selama 3 hari baru bisa diperbanyak dalam media pembuatan PGPR…oya akar bambu berikut dengan tanah yg menempel pak…karena disitu berdiam mikroba PGPR yg bermanfaat
Syukron mas efendy manan atas share ilmunya semoga banyak pahalanya dan pupuk primanunya makin berkibar sehingga petani kita makin maju dan berwibawa tidak tergantung produk pabrikan.
Sama2 pak Ibnu..Amin….
Mas efendy,saya telah coba buat pgpr dr akar bambu,tapi pas selesai merendam dgn air selama 3 hari,untuk mwembuat biang pgpr,kok baunya gak enak kayak bau air got?apa bisa diteruskan ke tahap berikutnya,yaitu dgn mencampur bahan bahan yg telah direbus?takutnya klo diteruskan baunya ndak enak,bukan bau tape.trims
Seharusnya air rendaman akar bambu berbau tanah atau akar pak..tidak berbau got jika hanya direndam 3 hari,jika sampai 1 minggu bisa saja berbau got.sebaiknya diganti saja pak..pakai air yg sudah dimasak atau pakai air botol dalam kemasan yg steril untuk merendam akar bambu..dan secukupnya saja…….
Met pagi mas efendy,saya ingin share ttg pgpr yg saya buat.biang pgpr yang berbau seperti air got tidak saya buang.tetap saya pakai.terus saya campur air leri dan gula pasir.setelah itu saya tutup rapat.setelah 3 hari,krn penasaran saya buka.ternyata sudah tdk berbau busuk,malah baunya menjadi kecut segar dan di permukaannya ada bintik2 putih yg mengambang.menurut mas efendy,apa pgpr saya jadi atau gak?trims
mas efendi saya membuat PGPR sesuai petunjuk artikel di atas, setelah jangka waktu 15 hari, saya coba tambahkan bibit pgpr lagi, hasilnya sekarang yang awalnya PGPR agak cair, setelah dicampur bibit PGPR yang baru cairannya agak kental seperti air minyak kelapa, apakah PGPR yang saya buat itu gagal? mohon penjelasannya
Selama baunya wangi segar khas fermentasi,tidak berbau busuk bisa dikatakan PGPR nya jadi mas…
apa semudah itu mas….. yg sudah hasil bagus di tanaman dimana
Saya sudah coba di tomat dan cabe…alhmd kecepatan tumbuh bgs juga lbh tahan terhadap penyakit drpd yg tidak memakai PGPR
selamat pagi pak efendy manan, saya buat PGPR sesuai petunjuk diatas baru 5 hari karena penasaran tutup plastik mengenbung, saya buka bau harum tape, yang saya tanyakan bagaimana ciri2 fisik/warna cairan PGPR yang jadi.? dan bisa disimpan lama apa tidak..? terima kasih
Selamat siang Mas Efendy, saya ingin menanyakan apakah PGPR itu bisa disimpan sampai berbulan-bulan ? Atau harus diaplikasikan langsung ke lapangan setelah jadi
mas ap bahan udang rebonya bisa di ganti dengan yg lain mas
petani organik di nganjuk ini siapa mas? alamatnya mana? bisa saya minta contact personnya. tujuan saya untuk berjejaring dan sharing. karena saya juga bertani organik di kec. Bagor, Nganjuk
udang. rebon apa bisa diganti dgn terasi ya pak nurman ?
terima kasih atas bakti mas nurman kepada pertanian dan masyarakat tani
Pingback: BUDIDAYA PADI HASIL TINGGI – PERTANIAN KEDIRI
Pingback: Menanam Padi – power by shingasari.org