KEDELAI GROBOGAN
Dilepas tahun | : | 2008 |
SK Mentan | : | 238/Kpts/SR.120/3/2008 |
Asal | : | Pemurnian populasi Lokal Malabar Grobogan |
Tipe pertumbuhan | : | determinit |
Warna hipokotil | : | ungu |
Warna epikotil | : | ungu |
Warna daun | : | hijau agak tua |
Warna bulu batang | : | coklat |
Warna bunga | : | ungu |
Warna kulit biji | : | kuning muda |
Warna polong tua | : | coklat |
Warna hilum biji | : | coklat |
Bentuk daun | : | lanceolate |
Percabangan | : | – |
Umur berbunga | : | 30-32 hari |
Umur polong masak | : | ± 76 hari |
Tinggi tanaman | : | 50–60 cm |
Bobot biji | : | ± 18 g/100 biji |
Rata-rata hasil | : | 2,77 ton/ha |
Potensi hasil | : | 3,40 ton/ha |
Kandungan protein | : | 43,9% |
Kandungan lemak | : | 18,4% |
Daerah sebaran | : | Beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh yang berbeda cukup besar, pada musim hujan dan daerah beririgasi baik. |
Sifat lain | : | – polong masak tidak mudah pecah, dan – pada saat panen daun luruh 95–100% saat panen >95% daunnya telah luruh |
Pemulia | : | Suhartina, M. Muclish Adie |
Peneliti | : | T. Adisarwanto, Sumarsono, Sunardi, Tjandramukti, Ali Muchtar, Sihono, SB. Purwanto, Siti Khawariyah, Murbantoro, Alrodi, Tino Vihara, Farid Mufhti, dan Suharno. |
Pengusul | : | Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan, BPSB Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Prov Jawa Tengah. |
Sumber : Balitkabi
Tanggal 29 juni desa banjarejo menjadi pusat perhatian para petani desa sekitar, ternyata ada pencanangan penanaman kedelai oleh sekretaris menteri pertanian Baran Wirawan, beserta bupati kebumen Buyar Winarso, dan perwakilan ketua kelompok tani dan kedelai yang di pakai varietas anjasmoro.
500 KT mendapat SLPTT, desa saya sendiri mendapat jatah untuk 20 ha, entah mendapat berapa kg, namun saya sendiri tetap menanam grobogan, akan saya bandingkan hasilnya nanti, untuk tahun kemarin anjasmoro masih di bawah grobogan, keunggulan grobogan tahan belalang,genjah, tanaman pendek.
Saya hasil pemurnian lokal malabar di grobogan, ada seorang petani jauh dari tempat saya lahir kesengsem untuk kedua kalinya saya ditumbuh kembangkan, bareng tumbuh berdampingan teman saya anjasmoro. dari hamparan sekian puluh ha ….saya sendiri dipetak 1400 m2. dari sekian puluh ha itu teman saya dikasih papan bernama di beberapa tempat,tujuannya pastinya supaya dikenal. saya tidak pingin ada papan nama, yang saya pinginkan semoga hasil dari saya memuaskan pemilik saya,yang merawat saya sejak kecil, memberi asupan gizi tiap 10 hari sekali, yang saya senangi organik lagi,begitu pula pengendalian yang mengganggu pertumbuhan saya sampai panen.
Pada tanggal 22 agustus 2012 genap usiaku 45 hst, saya di lihat pemiliknya, dan berujar saya tumbuh tidak setinggi anjasmoro, cuma antara 40-50 cm, biarlah ….pada tanggal itu saya sudah memasuki awal pengisian polong, anjasmoro masih berbunga, berdaun lebat berbentuk oval, tingginya mencapai 60-70 cm. yang bersaing urusan tinggi yang lain adalah gepak kuning, hitam. sayang pendokumentasiannya tidak ada karena pemilik saya petani gurem.
Pada tanggal itu pula berbarengan dengan pemberian nutrisi terakhir berupa fermentasi urine
Hee, mas suli bisa aja
walau petani gurem, pendokumentasian harus mas.
kedele grobogan, bilang sama yang punya: selesai panen diriku, smoga kamera digital bisa dibeli shngga gambar diriku dan teman2ku bisa ke fotret. Bukan sj diriku, temanku tanaman padi jg bisa difotret. smoga,,,
Amiiiin
mas suli kelanjutan grobogan vs anjasmoro bagaimana? Hadeuh jadi penasaran yeuh
Sabar belum panen saudari Nira, semoga tidak ada hujan buatan yang jatuh…hahaha, masalahnya tidak berguna malah menjadi kendala bagi petani kacang ijo, kedelai….kenapa? jadi jarang panas/mendung terus/gerimis…dampaknya penjemuran terganggu/tidak maksimal lama lama timbul jamur, harga rendah….gitu Pak Ihsan.
ok pak suli ditunggu kabarnya. Apalagi kedelai rebus nya
hasil draw grobogan vs anjasmoro sama sama di angka 1.8 t/ha , malah gepak kuning punya tetangga 2.4 t/ha , kedelai hitam panen seminggu lagi. semua TOT. grobogan memang sesuai deskripsi di daerah sebaran : beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan berbeda, cukup besar bla bla, entahlah tahun lalu grobogan bisa 3 t, sekarang separonya. yang sangat responsif malah gepak kuning.
Kedelai hitam (entah varietas apa karena beli curah) baru aja panen 2.8 t /ha, dengan harga 7800/kg, info tambahan harga kedelai biji besar 6700/kg, biji kecil 7300/kg….harga harga ini di beli langsung ke rumah.biasanya tengkulak sudah tau siapa saja yang lagi panen, jadi siapa cepat dan harga tawar menawar deal.
kedelai lain yang di tanam petani dan sudah panen sangat beragam, slamet 2 t/ha, raung 1.7 t, anjasmoro(slppt) 1.8 – 2 t/ha kedelai terakhir ini di kawal bos pestisida dan bos POC, jadi asumsi saya wajar sampai 2 t/ha.karena mereka kasih poster besar2 di sawah.
Yang anak tiri dan nga di apa apain ya hitam, alhamdulillah. itulah dinamika pertanian
Siiip Mas Bro…
Itu namanya petani sejati.Walaupun tanpa support tapi teta membuktikan lebih baik…hasil panen pak Suli juga membuktikan pada kita bahwa bertani organik berdaya hasil lebih tinggi dari pada konvensional…selamat yo Bro..
Betul mas, petani gurem sejati ya mas suli, hee
urine manusia (organik) membuktikan lebih unggul daripada pupuk kimia.
Bukan sejati yang sebenarnya, sejatinya nga punya duit, namanya juga gurem.mas bro…dan pak ihsan saya lagi condong ke kedelai hitam, ternyata di sebagian desa ada yang tetap menanam kedelai hitam, walaupun waktu itu ada subsidi benih anjasmoro ( 4000/kg). harga benih hitam waktu itu 10.000/kg
Lagi lagi petani punya prinsip sendiri tentang kedelai hitam, walaupun berbeda pendapat dengan tulisan eka budianta di trubus beberapa bulan lalu, tentang pengalaman pahit kakeknya kehilangan ternak gara gara tanaman kedelai hitam yang tinggi menjulang untuk ngumpet para maling.
Ya menurut kabar terbaru kedelai hitam panen sekarang antara 2.8 – 3 t/ha TOT, sebagian kemarau panjang ada berkahnya juga.