POLA TANAM PADI SAWAH DAN IP 400

POLA TANAM : TARGET PADI DAN KEDELAI BISA TERCAPAI
Penulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )
 

Melihat harga gabah yang sedang membaik, para petani yang baru saja panen langsung tancap gas. Apalagi kalau bukan menanam padi kembali. Kejadian seperti ini dapat kita saksikan di berbagai daerah, termasuk di daerah tempat saya bertugas.

Apalagi, pemerintah seakan dikejar “target besar” surplus beras 10 juta ton sampai tahun 2014. Sehingga cerita di atas sesuai dengan skenario penanaman padi sawah menjadi IP 300 bahkan IP 400 yang ingin digalakkan pemerintah.

Tapi ada beberapa daerah di Indonesia yang petaninya santai saja. Santai di sini bukan berarti tak giat bekerja. Santai disini berarti mereka tak ikut-ikutan menanam padi kembali. Sebab mereka punya pola tanam yang jelas : Padi Padi Palawija (kedelai).

Saya ambil contoh, ada petani di Daerah Banyumas, sebut saja namanya Sutono. Sutono adalah petani yang pernah mengecap bangku pendidikan. Sewaktu MT1, dia menanam padi. Varietas yang digunakan adalah padi logowa. Umur padi logowa adalah sekitar 115 hari. Alhamdulillah, selesai panen dia dapat 11,2 ton/ha riil GKP.

Kemudian petani ini di MT2, menanam padi varietas Inpari 4. Sekali lagi, petani ini bersyukur sebab hasil panennya dapat sekitar 7,5 ton/ha riil GKP. Dia memilih menanam varietas ini sebab akan mengejar tanam kedelai.

Selesai MT2, dia punya target menanam palawija, dalam hal ini adalah kedelai. Varietas kedelai yang ditanam adalah grobogan atau gepak kuning. Untuk tahun kemarin dia pakai varietas gepak kuning. Alhamdulillah, dia panen sekitar 2,5 ton. Harga kedelai saat itu, di tingkat petani sekitar 6.000-6500 per kilo.

Dari tahun ke tahun, pola tanan yang dia kembangkan adalah seperti itu, padi padi palawija. Salah satu alasannya adalah tanaman kedelai sangat efektif untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit tanaman padi.

Apalagi menanam kedelai amat menguntungkan. Mengapa? sebab tanpa olah tanah. Bekas tanaman-tanaman  padi MT2 dijadikan lubang tanam. Caranya cukup dilugal, kemudian dimasukan benih kedelai.

Bertani kedelaipun tanpa pupuk dan pestisida, tanaman kedelai tumbuh subur sebab unsur hara di dalam tanah bekas MT2 masih subur. Jadi bisa dibilang, ini adalah kedelai organik. Cuma petani petani ini, menggunkan POC dari urine. Ya, cukup beberapa kali tanaman kedelai disemprot dengan POC buatan sendiri.

Coba kita hitung berapa petani Sutono dapat dalam 1 tahun? dari hasil padi MT1 sebanyak 11,2 ton. Dari MT2 dapat 7,5 ton. Total padi 18,7 ton. Plus kedelai 2,5 ton.

Coba bandingkan dengan hasil penelitian yang ingin agar tercapai IP 400. Supaya di dapatkan hasil dari IP 400 itu hasil sebesar 28 ton/ha/tahun. Baca disini. 

Ringkasnya seperti ini, karena 2025 penduduk indonesia 300 juta maka butuh banyak beras. Dari mana? salah satunya pake IP 400. Untuk MT1 dilaksanakan pada minggu ke 3 Desember 2009, dan dipanen pada minggu ke 2 Maret 2010. Sedangkan pertanaman MT.II dipanen pada akhir Juni 2010. Pertanaman MT. III terlaksana pada minggu ke 3 Juli 2010 dan panen pada minggu pertama November 201 0. Sedangkan pertanaman ke IV dilaksanakan pada minggu ke dua bulan November 2010, dan diperkirakan akan panen pada akhir Januari 2011.

Hasilnya sbb : Pada MT.I hasil tertinggi sebesar 5.857 kg/ha didapatkan pada lahan sawah Sutiyo, dan hasil tertinggi pada MT.II sebesar 6.150 kg/ha didapatkan dengan varietas GH.OM. 2395 (Inpari 12), dengan perlakuan pemupukan A (pemberian 100% N-P-K berdasarkan hasil analisis tanah dengan PUTS) juga didapatkan pada lahan sawah Sutiyo. Sedangkan pad a MT.III hasil tertinggi sebesar 5. 900 kg/ha didapatkan dengan perlakuan pemupukan D (pemberian pupuk N-P-K (50%-100%-50% berdasarkan PUTS) + 2 t/ha Pukan pada MT.II dan dengan takaran pupuk yang sama + 2 t/ha kompos jerami pada MT.III.

Sampai dengan MT.III, total hasil gabah kering panen (GKP) tertinggi yang telah didapatkan adalah sebanyak 17.907 kg/ha atau 17,9 ton/ha untuk 3 kali tanam (3 MT). Ingat, ini adalah hasil tertinggi dari setiap di 3 MT.

Coba bandingkan !!!

Petani dengan pola tanam padi padi palawija dapat 18,7 ton/ha/tahun + kedelai lokal 2,5 ton.

Penelitian dengan IP 400, tapi dari pekan ke-3 Desember – November ( IP 300 ) dapat 17,9 ton/ha/tahun.

Bila pemerintah ingin swasembada pangan, mengapa tidak dikejar pola tanam yg efektif dan efesien. Selain mengejar target padi, ditempat atau areal yang sama dapat meningkatkan komoditas kedelai.

Sekali mendayung, produksi padi bagus. Produksi kedelai mantap. Apa yang kurang wahai, para pengambil kebijakan?

About NURMAN IHSAN

Bila cinta kepada seseorang saja, di hati penuh kerinduan. Apalagi bila kita dapatkan cinta ALLOH SWT. Ini prestasi seorang hamba. Prestasi hidup. Dan prestasi terbesar. Oleh sebab itu, rebutlah cinta itu,,,
This entry was posted in ABOUT TANAMAN PADI. Bookmark the permalink.

15 Responses to POLA TANAM PADI SAWAH DAN IP 400

  1. hanif says:

    YTH.pak Nurman.
    saya hanif dari kediri

    apa benar pak inpari 4 bisa sukses?
    apa memang sudah terbukti dan teruji?
    kami pernah menanam inpari 13 yang katanya sukses ternyata mengecewakan.

    salam

    • NURMANIHSAN says:

      wslm pak hanif
      menanam padi tak selamanya sukses, apalagi bila menanam di satu musim. bisa jadi, varietas A yg kita tanam di MT 1 mengecewakan, sebab memang varietas A tak cocok di tanam di MT1. Varietas A lebih cocok ditanam di Mt2.
      Oleh sebab itu, bila suatu varietas disebut cocok/tidak atau sukses/tidak bila petani minimal dah tanam di 2 musim ( MT1 dan MT2 ). Syukur bila ditanam jg di MT3.
      Nah, bisa jg varietas A cocoknya di daerah banten, tapi tak cocok di daerah jawa timur misalnya.
      Menurut saya, hanya beberapa varietas yg punya ada adaptasinya tinggi, sehingga cocok di berbagai daerah. spr IR64, Ciherang dan Mekongga. Selain itu, bisa jadi sangat spesifik lokasi.

      pengalaman di lapangan, di MT-2 varietas inpari 4 cocok. dan hasilnya bagus.
      Ada jg teman penyuluh yg melakukan pengujian Inpari 4 dng varietas lain spt ciherang, mekongga, dan 2 varietas lain. Hasil inpari 4 yg paling banyak.
      memang, ada yg tanam inpari 13, hasilnya bagus. cuma kata petani ini mengecewakan. pasalnya, inpari 13 susuh dirontokkan. trim

  2. hanif says:

    trimakasih atas jawaban pak ihsan.
    bagaimana jika inpari 4 ini d tanam pada mt1?apakah juga ada kecocokan

  3. efendy manan says:

    Bagus Mas Nurman…demfarm saya di Ngawi pake inpari 4, 2 periode tanam ini hasilnya sangat bagus…lebih tahan wereng dan HDB dari pada ciherang…

  4. hanif says:

    trimakasih infonya,Mas Efendy.semoga di kediri jg hasilnya bagus.

    salam

  5. ali says:

    komparasinya dengan inpari 10 bagaimana pak efendy?

  6. hanif says:

    yth mas efendy.
    kalo saya boleh tau apakah mt yang anda lakukan d ngawi adalah padi di tiga musim tanam?
    thanks a lot atas jawabanya

  7. efendy manan says:

    Dari segi potensi hasil inpari 4 lebih unggul rata2 8,8 ton GKP,sedangkan inpari 10 7 ton an GKP.Inpari 4 lebih tahan tungro,HDB dan WBC pak.Cuma Inpari 4 bulir lebih kecil….Oya,saya ada pengalaman.Musim lalu saya sengaja mix inpari 4 FS dengan Inpari 10 SS;ternyata di lahan tinggi tanaman sama dan serempak.Juga hasil panen lebih tinggi dari pada ditanam varietas tunggal sekitar 9,5 ton GKP Riil pak…Ini memang tidak lazim dan menyalahi pakem.tapi tidak salah jika dicoba jika hasilnya bagus…..

    • hanif says:

      bagus tu pak efendy dengan hasil segitu.
      tapi melihat gabah yang kecil2 mungkin biasanya disini harga akan dikurangi 25rupiah per kilo oleh para pedagang gabah(loper).
      oiya pak inpari 4 sama 10 sulit dirontokkan ga pak?takutnya nasibnya sama dgn inpari 13 yg harus d rontokkan dua kali dengan mesin perontok.
      gadu kemarin kami telah memanen inpari 13.

      • NURMANIHSAN says:

        untuk inpari 4 dan 10, kerontokkannya sedang mas hanif.
        untuk inpari 4, benih kecil sekali sih tidak,
        pengalaman saya, memang anakkan inpari 4 dan jumlah bulir lebih banyak dari inpari 10.

  8. ali says:

    bulir lebih kecil, tapi inpari 4 potensi hasilnya lebih tinggi. Kemungkinan jumlah bulir per malai atau anakan produktifnya lebih banyak? Saya pernah mix, ciherang dengan mekongga karena ‘darurat”.

  9. hanif says:

    makaseh banyak atas infonya ya mas Ihsan…

  10. efendy manan says:

    Untuk pak Hanif betul kata pak nurman,ndak kecil2 amat spt bondoyudo sekitar 24-25 gr/1000 bulir.Jumlah bulir permalai juga lebih banyak pak.juga lebih tahan asem2 an di banding ciherang.
    Tidak ada salahnya dicoba.Dan yang terpenting harus ada rotasi varietas.Dari sebuah penelitian jika satu varietas ditanam 8x berturut2 pasti akan rentan/jebol ketahanannya thd OPT dan penyakit…

  11. hanif says:

    iya bener mas Efendy. varietas padi yang ditanam terus menerus akan rentan thd berbagai penyakit.
    saya sudah amati d sini tiap musim gadu (MT2) padi sering ambles ga karuan.

Leave a comment